Indonesia

Dengan smartphone sebagai layar utamanya, dan internet nirkabel sebagai mode yang lebih diminati untuk mengakses konten secara daring di Indonesia, video streaming baik di platform global dan lokal telah berkembang di seluruh negeri. Dan dalam beberapa bulan terakhir, dengan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pengguna di Indonesia mengkonsumsi video di Youtube, Netflix dan layanan streaming daring lainnya — untuk hiburan, edukasi atau mendapatkan pembaruan berita penting — lebih dari sebelumnya, membuat Pengalaman Video yang baik sebagai aspek yang sangat penting dalam pengalaman jaringan seluler pengguna. Dengan begitu, mari kita lihat bagaimana kinerja operator-operator di Indonesia dalam metrik Pengalaman Video kami, yang menilai kualitas video melalui jaringan seluler pada perangkat dalam skala 100-poin, dengan memperhatikan waktu pemuatan video, tingkat kemacetan dan resolusi gambar.

Saat membahas video streaming melalui smartphone, satu operator terus unggul di Indonesia. Sekali lagi, Telkomsel memenangkan penghargaan Pengalaman Video kami dan mempertahankan penilaian Baik (55-65) dengan skor 62,9. Telkomsel terus unggul dari operator lainnya — 8,5 poin lebih unggul dari XL di urutan kedua, yang mendapatkan skor kurang dari satu poin untuk mencapai penilaian Baik. Sementara Indosat dan 3 bertahan dengan XL dalam kategori penilaian Cukup Baik dengan skor 53,1 dan 52,8 poin, Smartfren masih menempati kategori penilaian Buruk dengan 34,4.

Meskipun pemenang penghargaan Pengalaman Video tidak berubah, kualitas Pengalaman Video pengguna kami memang telah meningkat di semua jaringan — kecuali Smartfren — sejak laporan terakhir. Pengguna kami di jaringan Indosat pemenang terbesar, karena skor Indosat meningkat sebesar 11,4 poin, diikuti dengan 3, Telkomsel dan XL, yang meraih peningkatan sebesar 3,6-5,2 poin dalam enam bulan terakhir.

Saat kami mengisolasi Pengalaman Video pada koneksi 4G, Telkomsel mencapai penilaian Sangat Baik, sementara XL, Indosat dan 3 meraih penilaian Baik; penilaian Smartfren tidak berubah karena skor keseluruhannya hanya merepresentasikan koneksi 4G.

Dalam laporan ini, untuk pertama kalinya kami melihat Pengalaman Game di Indonesia pada tingkat operator. Metrik Pengalaman Game kami mengukur kondisi jaringan seluler dunia nyata untuk menilai pengalaman game multiplayer seluler yang dirasakan oleh pengguna kami pada jaringan seluler yang berbeda. Dinilai pada skala 0-100, kami menganalisa bagaimana Pengalaman Game multiplayer seluler dipengaruhi oleh kondisi jaringan seluler, termasuk UDP latency, kehilangan paket dan jitter untuk menentukan pengaruhnya pada gameplay dan keseluruhan Pengalaman Game multiplayer.

Opensignal mempertimbangkan berbagai genre game multiplayer seluler, seperti Battle Royale dan game MOBA. Contoh dari genre ini termasuk PUBG, Fortnite, Arena of Valor dan Brawl Stars. Pada ponsel Android, Mobile Legends, PUBG Mobile dan Garena Free Fire menduduki posisi 1, 2 dan 3 untuk penetrasi penggunaan dalam kategori game di seluruh Indonesia (pekan terkini terhitung 20 July) menurut App Annie

Opensignal menggunakan berbagai game berbeda untuk menggambarkan pengalaman dari berbagai genre. Kami menguji berbagai lokasi server game yang sering digunakan tetapi tidak dapat mencerminkan setiap konfigurasi game tertentu. Game yang populer di tiap genre berbeda seiring waktu, tetapi Opensignal telah merancang penilaian Pengalaman Game untuk mencerminkan pengalaman yang sering dijumpai. Untuk game Battle Royale, kami berpusat pada game dengan arena 100 pemain, dibandingkan dengan game dengan ukuran arena yang lebih kecil yang kurang memanfaatkan perangkat keras maupun kemampuan jaringan smartphone.

Kami melihat persaingan ketat antara dua operator — 3 dan Telkomsel — dalam penilaian kami, tapi 3 memenangkan penghargaan kami dengan skor 65,6, satu-satunya operator yang mencapai penilaian Cukup Baik (65-75). Telkomsel tidak tertinggal jauh, dengan poin kurang dari 1,5 (64,1) untuk mencapai posisi kedua, sementara XL dan Indosat tertinggal jauh dengan skor 51,8 dan 45,3. Smartfren menduduki penilaian Sangat Buruk (kurang dari 40) dengan skor 38,9.

Penilaian Cukup Baik berarti sebagian besar pengguna menilai pengalamannya termasuk “rata-rata”; ini juga menunjukkan bahwa pengalaman gameplay pada umumnya dapat dikendalikan, dengan sebagian besar pengguna menyadari jeda di sela-sela tindakan mereka dan hasil akhir dalam game tersebut. Dan seiring turunnya penilaian, pengalamannya menjadi kurang dapat dinikmati, terlihat dengan meningkatnya jeda dan kurangnya kendali dalam gameplay.

Pengguna kami merasakan Pengalaman Aplikasi Suara terbaik pada jaringan Telkomsel. Telkomsel memenangkan penghargaan dalam kategori ini selama dua kali berturut-turut, dan mempertahankan penilaian Dapat Diterima dengan skor 78,4 (dari 100) — meningkat 1,1 poin dari laporan terakhir. Di posisi kedua, dengan skor 76,1, 3 juga bergabung dengan Telkomsel dalam kategori penilaian Dapat Diterima (74-80). Kami mencatat peningkatan tertinggi pada jaringan 3, dengan meningkatkan skor sebesar 2,4 poin untuk memotong keunggulan Telkomsel dari 4 poin menjadi 2,3 poin. Penilaian Dapat Diterima berarti pengguna puas dan pada umumnya mampu memahami tanpa pengulangan selama menelepon, sementara yang lainnya mungkin mengalami penurunan kualitas telepon yang jelas.

Indosat juga meningkatkan skornya sebesar 2,1 poin untuk mencapai skor 70,5, dan bersaing ketat dengan XL. Namun, dengan skor antara 66-74, ketiga operator, termasuk Smartfren (67), bertahan di kategori penilaian Buruk (66-74). Penilaian Buruk menunjukkan bahwa banyak pengguna yang tidak puas dan mengalami penurunan kualitas telepon, seperti distorsi, suara ketukan atau senyap.

Kecepatan unduh harian yang dirasakan pengguna di Indonesia terus meningkat di sebagian besar jaringan. Skor Pengalaman Kecepatan Unduhan dari empat dari lima operator nasional, terkecuali Smartfren, meningkat sejak laporan terakhir kami, tapi tidak ada peningkatan individu dari Indosat, XL atau 3 yang cukup untuk mengejar Telkomsel yang unggul dalam kategori ini. Rata-rata pengguna Telkomsel merasakan kecepatan unduh tercepat sebesar 13,1 Mbps di Indonesia. Skor kemenangannya 3,8 Mbps lebih cepat dari pesaing terdekatnya, XL, dan lebih dari tiga kali lipat lebih cepat dari Smartfren di posisi terakhir dalam penilaian kami.

Pengguna kami pada jaringan Telkomsel melihat rata-rata kecepatan unduh mereka meningkat sebesar 1 Mbps, Indosat melihat peningkatan tertinggi sebesar 1,9 Mbps, diikuti dengan pengguna 3 dan XL yang melihat kecepatan mereka meningkat sebesar 0,7 Mbps dan 0,6 Mbps.

Saat kami memilah kecepatan berdasarkan jenis teknologi, kami melihat gambaran yang sama pada skor Pengalaman Kecepatan Unduhan 4G: Telkomsel mencapai skor tertinggi — 14,8 Mbps — XL di peringkat kedua dengan skor 10,7Mbps, diikuti dengan Indosat, 3 dan Smartfren dengan skor 9,4 Mbps, 7,9Mbps, dan 4,3 Mbps.

Namun, kami melihat persaingan ketat pada Pengalaman Kecepatan Unggahan. Telkomsel mempertahankan penghargaan kami dengan skor 5,1 Mbps, sementara XL hampir menyaingi pemenang kami dengan skor 4,9 Mbps. Di saat yang sama, 3 dan Indosat mengejar tidak jauh di belakang, seri secara statistik, dengan skor mendekati 4,5 Mbps. Sebaliknya, jarak antara Smartfren dengan operator-operator lainnya jauh lebih besar, karena skornya hanya sedikit di atas 1 Mbps.

Kecepatan unggah umumnya lebih lambat daripada kecepatan unduh, karena teknologi broadband seluler saat ini cenderung fokus pada menyediakan tingkat downstream sebaik mungkin bagi pengguna untuk mengonsumsi konten. Tapi penggunaan sosial media dan pembagian konten yang meningkat menunjukkan bahwa pengguna ponsel tidak hanya mengonsumsi konten tapi juga menciptakannya. Ini artinya kecepatan unggah menjadi aspek yang semakin penting untuk pengalaman jaringan seluler.

Akses 4G di Indonesia kian membaik. Smartfren mempertahankan penghargaan Ketersediaan 4G dengan skor mengagumkan sebesar 97,4%. Tapi keempat pesaingnya telah membuat lompatan besar untuk mengejar Smartfren sejak laporan terakhir kami. Meskipun skor Ketersediaan 4G 3 meningkat sebesar 1,8 persen poin untuk mencapai skor yang menakjubkan di 92,6%, pengguna kami melihat peningkatan tertinggi sebesar 4,4 persen poin pada jaringan Indosat, yang mendongkrak skornya melebihi 90%. Ini juga salah saru alasan kami melihat perkembangan pesat pada skor Indosat dalam metrik lainnya. Seiring operator membuat layanan 4G mereka lebih mudah diakses, konsumen dapat lebih sering mendapatkan koneksi 4G yang lebih cepat, yang menyebabkan pengalaman jaringan seluler meningkat secara keseluruhan.

Telkomsel juga mencapai 90% seiring meningkatnya skor sebesar 3,3 persen poin — yang luar biasa karena penggunanya yang cenderung tinggi yang tersebar di seluruh geografi kepulauan — sementara skor XL meningkat sebesar 1,7 persen poin untuk mencapai skor 88,8%. Ini artinya pengguna 4G di empat dari lima jaringan di Indonesia, rata-rata, kini mampu terhubung pada layanan 4G setidaknya selama 90% dari total waktu pakai.

Telkomsel juga memenangkan penghargaan Pengalaman Cakupan 4G kami dengan skor tertinggi sebesar 8,1 poin (pada skala 10-poin), diikuti XL dan Indosat dengan skor 6,0 dan 5,8, sementara Smartfren dan 3 tertinggal jauh — skor keduanya berada di bawah 5 poin. Karena penyebaran kepadatan penduduk yang tidak merata di kepulauan Indonesia, dengan populasi terbanyak berpusat di Jawa dan sekitarnya, metrik ini merupakan penilaian yang penting di Indonesia. Skor 8,1 menunjukkan bahwa pengguna Telkomsel dapat menemukan sinyal 4G di lebih banyak lokasi dibandingkan dengan pengguna operator lainnya.

Metrik Pengalaman Cakupan 4G Opensignal merupakan penilaian bagaimana pelanggan seluler kami merasakan jangkauan 4G pada jaringan operator. Diukur dengan skala 0-10, metrik ini menganalisa lokasi di mana konsumen operator jaringan menerima sinyal 4G terkait lokasi yang dikunjungi oleh pengguna Opensignal di seluruh operator jaringan.